AHLAN WA SAHLAN DI BLOG QISHOTU ILMI

Jumat, 30 Mei 2014

Ekonomi Islam, Kapitalisme dan Sosialisme

Ekonomi Islam
Menurut Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, bahwa ekonomi Islam merupakan cabang ilmu fiqih tentang hukum-hukum syari’at aplikatif yang diambil dari dalil-dalilnya yang terperinci tentang persoalan yang terkait dengan mencari, membelanjakan dan cara-cara mengembangkan harta. Jadi, ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.
Sistem ekonomi adalah satu kesatuan mekanisme dan lembaga pengambilan keputusan yang mengimplementasikan keputusan terhadap produksi, distribusi dan konsumsi dalam suatu daerah atau wilayah. Pada umumnya sistem ekonomi didasarkan pada pemikiran, konsep atau teori-teori ekonomi tertentu yang diyakini keberadaannya.
Sistem ekonomi Islam akan mencakup kesatuan mekanisme dan lembaga yang digunakan untuk mengoprasionalkan pemikiran dan teori-teori ekonomi Islam dalam kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi. Bagian ini memberikan penjelasan secara garis besar bangunan dan sistem ekonomi Islam.
1.      Masalah kepemilikan dalam Islam
Dalam pandangan Islam, pemilik mutlak dari seluruh alam semesta adalah Allah, sementara manusia hanya mengemban amanah-Nya. Allah menciptakan alam semesta bukan untuk diri-Nya sendiri, melainkan untuk kepentingan sarana hidup bagi manusia agar tercapai kemakmuran dan kesejahteraan.
2.      Ekonomi terikat dengan Akidah, Syari’ah dan Moral
Hubungan ekonomi Islam dengan akidah Islam tampak jelas seperti pandangan Islam terhadap alam semesta yang disediakan untuk kepentingan manusia. Hubungan ekonomi Islam dengan akidah dan syari’ah tersebut memungkinkan aktivitas ekonomi dalam Islam menjadi ibadah. Sedangkan di antara bukti hubungan ekonomi Islam dengan moral adalah larangan melakukan penipuan dalam transaksi, larangan melakukan pemborosan, karena akan menghancurkan individu dalam masyarakat dan lain-lain.
3.      Keseimbangan antara Kerohanian dan Kebendaan
Islam tidak memisahkan antara kehidupan dunia dengan akhirat. Setiap aktivitas manusia di dunia akan berdampak pada kehidupan kelak di akhirat. Oleh karena itu, aktivitas keduniaan tidak boleh mengorbankan kehidupan akhirat. Hal ini dijelaskan dalam QS. Al-Qashash: 77; QS. Al-Baqarah: 201; QS. Al-Jumu’ah: 9-10; QS. An-Najm: 29; QS. Al-Insan: 27.
4.      Ekonomi Islam menciptakan kesimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan umum
Keseimbangan dalam sistem sosial Islam adalah Islam tidak mengakui hak mutlak dan kebebasan mutlak, tetapi mempunyai batasan-batasan tertentu, termasuk dalam bidang hak milik. Kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang untuk mensejahterakan dirinya, tidak boleh dilakukan dengan mengabaikan dan mengorbankan kepentingan orang lain dan masyarakat secara umum. Hal ini dijelaskan dalam QS. Al-Hasyr: 7 dan QS. Al-Ma’arij: 24-25.
5.      Kebebasan individu dijamin dalam Islam
Individu dalam perekonomian Islam diberikan kebebasan untuk beraktivitas baik secara perorangan maupun kolektif untuk mencapai tujuan. Namun kebebasan tersebut tidak boleh melanggar aturan-aturan yang telah digariskan Allah SWT. Prinsip kebebasan ini sangat berbeda dengan prinsip kebebasan sistem ekonomi kapitalis maupun sosialis. Dalam kapitalis, kebebasan individu dalam berekonomi tidak dibatasi norma-norma akhirat, sehingga tidak ada urusan halal atau haram. Sementara dalam sosialis justru tidak ada kebebasan sama sekali, karena seluruh aktivitas ekonomi masyarakat diatur dan bertujuan hanya untuk negara.
6.      Negara diberi wewenang turut campur dalam perekonomian
Islam memperkenakan Negara untuk mengatur masalah perekonomian agar kebutuhan masyarakat baik secara individu maupun sosial dapat terpenuhi secara proporsional. Dalam Islam, negara berkewajiban melindungi kepentingan masyarakat dari ketidakadilan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, ataupun dari negara lain. Negara juga berkewajiban memberikan jaminan sosial agar seluruh masyarakat dapat hidup layak.

Ekonomi Kapitalisme
Paham kapitalisme diilhami oleh perlunya kebebasan setiap individu untuk memenuhi kebutuhannya agar kesejahteraan masyarakat tercapai. Pemahaman ini oleh filosofi Adam Smith bahwa terselenggaranya keseimbangan pasar dikarenakan manusia mementingkan diri sendiri.
Mekanisme pasar yang dimetaforsiskan dengan tangan ghaib akan mengatur bagaimana jalannya keseimbangan antara penawaran dan permintaan di pasar. Kebebasan ekonomi merupakan ide pasar kapitalisme yang mengilhami setiap perilaku ekonomi setiap individu, pasar dan kebijakan pemerintah. Dalam perjalanannya, sistem kapitalisme ini cenderung mengarah kepada liberalism materalisme. Kebutuhan manusia cenderung diukur dari aspek materi atau harta dan mekanisme penentuan harga secara ideal oleh pasar.

Ekonomi Sosialisme
Ekonomi sosialisme mempunyai tujuan kemakmuran bersama. Perkembangan sosialisme dimulai dari kritik terhadap kapitalisme yang pada waktu itu kaum kapitalis atau disebut kaum borjuis mendapat legitimasi gereja untuk eksploitasi buruh. Inilah yang menjadikan Karl Marx mengritik sistem kapitalis sebagai ekonomi yang tidak sesuai dengan aspek kemasyarakatan.
Pemikiran awal sosialisme meletakkan unsur kemanusiaan pada posisi paling tinggi, lebih tinggi dari alat produksi. Bila alat produksi menguasai manusia, maka manusia akan kehilangan esensi kemanusiaannya. Sampai akhirnya alat produksi tersebut menjauhkan manusia untuk mengenal fungsinya sebagai manusia. Kritik Mark atas kapitalisme ini diimplimentasikan oleh Lenin dalam bentuk dominasi peran institusi negara dalam perekonomian.


Abd. Hadi, Dasar-Dasar Hukum Ekonomi Islam (Surabaya: PMN & IAIN PRESS, 2010), hlm. 5-17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar